DINAMIKA KONFLIK DALAM ORGANISASI
Konflik atau pertentangan dalam organisasi, merupakan
suatu kelanjutan dari adanya komunikasi dan informasi yang tidak menemui
sasarannya. Suatu pemahaman akan konsep dan dinamika konflik lebih menjadi
bagian vital dalam studi perilaku organisasional, oleh karena itu perlu untuk
dipahami dengan baik.
Pada hakekatnya konflik merupakan suatu pertarungan
menang kalah antara kelompok atau perorangan yang berbeda kepentingannya satu
sama lain dalam organisasi, atau dapat dikatakan juga bahwa konflik adalah
segala macam interaksi pertentangan atau antogonistik antara dua atau lebih
pihak yang terkait.
Adapun mengenai jenis-jenis konflik, ada beberapa
orang yang mengelompokkan konflik menjadi sebagai berikut:
- Konflik peranan yang terjadi di dalam diri seseorang (person role conflict).
- Konflik antar peranan (inter-role conflict), yaitu persoalan timbul karena satu orang menjabat dua atau lebih fungsi yang saling bertentangan.
- Konflik yang timbul karena seseorang harus memenuhi harapan beberapa orang (intersender conflict).
- Konflik yang timbul karena disampaikan informasi yang saling bertentangan (interasender conflict).
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pada
hakekatnya, pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis
terhadap hakekat suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta dan data, penentuan
yang matang dari alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut
perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.
Pengertian di atas menunjukkan lima hal dengan jelas,
yaitu:
1. Dalam proses pengambilan keputusan tidak ada hal
yang terjadi secara kebetulan.
2. Pengambilan keputusan tidak dapat dilakukan secara
sembrono, karena cara pendekatan kepada pengambilan keputusan harus didasarkan
kepada sistematika tertentu, yaitu:
- Kemampuan organisasi, dalam arti tersedianya sumber-sumber yang nantinya akan digunakan untuk melaksanakan keputusan yang diambil.
- Tenaga kerja yang tersedia serta kualifikasinya.
- Situasi lingkungan intern dan ekstern yang akan mempengaruhi jalannya roda dministrasi dan manajemen di dalam organisasi.
3. Bahwa sebelum sesuatu masalah dapat dipecahkan
dengan baik, hakekat daripada masalah itu harus diketahui dengan jelas. Perlu
diperhatikan bahwa pada hakekatnya pengambilan keputusan adalah pemecahan
masalah dengan sebaik-baiknya.
4. Bahwa pemecahan masalah tidak dapat dilakukan
dengan mengarang, akan tetapi harus didasarkan kepada fakta-fakta yang
terkumpul dengan sistematis, terolah dengan baik dan tersimpan secara teratur
sehingga fakta-fakta atau data itu sungguh-sungguh dapat dipercayai dan
bersifat up to date.
5. Bahwa keputusan yang baik adalah keputusan yang
telah dipilih dari berbagai alternatif yang ada, setelah alternatif-alternatif
itu dianalisa dengan matang.
Pengambilan keputusan yang tidak didasarkan kepada
kelima hal diatas akan dihadapkan kepada berbagai masalah seperti:
- Tidak tepatnya keputusan karena kesimpulan yang diperoleh dari fakta-fakta dan data yang tidak up to date dan tidak dapat dipercayai.
- Tidak terlaksananya keputusan karena tidak sesuai dengan kemampuan organisasi untuk melaksanakannya, baik ditinjau dari segi manusia, uang maupun material.
- Ketidakmauan orang-orang pelaksana untuk melaksanakannya karena tidak terlihat dalam keputusan yang diambil sesuatu hal yang menunjukkan adanya sinkronisasi antara kepentingan organisasi dan kepentingan pribadi orang-orang di dalam organisasi tersebut.
- Timbulnya penolakan terhadap keputusan karena faktor lingkungan belum disiapkan untuk menerima akibat daripada keputusan yang diambil.
Kesemuanya ini menunjukkan bahwa pengambilan keputusan
sebagai tugas terpenting dan terutama bagi seorang pemimpin yang baik, bukan
merupakan tugas yang mudah dan bahwa apabila seseorang ingin diakui sebagai
seorang pemimpin yang baik, orang tersebut sepanjang kariernya perlu secara
teratur dan kontinyu mengembangkan kemampuan mengambil keputusan. Apabila
kemampuan mengambil keputusan tidak dikembangkan secara teratur dan kontinyu,
bukan tidak mungkin seseorang yang menduduki jabatan pimpinan akan dihadapkan
kepada dilemma, frustasi dan kegagalan.2 Wallohu a’lam.
Baik-buruknya
seseorang menjalankan peranannya sebagai pemimpin, dengan nama apapun pemimpin
itu dikenal seperti: administrator, manager, kepala, ketua dan
sebagainya, pada hakekatnya dinilai dari kriteria prosentasi keputusannya
direalisasi dan sampai dimana keputusan-keputusan itu mempercepat proses
pencapaian tujuan organisasi yang telah ditentukan sebelumnya. Dengan perkataan
lain, semakin tinggi kedudukan seseorang di dalam suatu organisasi, ia akan
memerlukan semakin banyak managerial skill dan kurang kebutuhan akan technical
skill3 (insya’ Alloh Ta’ala), oleh karena
ia sudah semakin berkurang terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang bersifat
operasional.4
Dalam abad
modern seperti sekarang ini tugas mengambil keputusan tidak mudah oleh karena:
- Organisasi dewasa ini ditandai oleh kompleksitas kegiatan aneka ragam produk yang dihasilkan, intrikasi daripada hubungan kerja serta meningkatnya tuntutan daripada para langganan organisasi yang mesti dilayani.
- Pada umumnya organisasi-organisasi besar dan kompleks dihadapkan kepada ledakan informasi yang menuntut penanganan informasi itu oleh para ahli informasi dengan keterampilan yang tinggi. Artinya, pimpinan dalam mengambil keputusan dihadapkan kepada volume informasi yang besar sehingga mereka memerlukan para pembantu yang ahli memilih informasi apa yang diperlukan oleh siapa untuk mengambil keputusan apa. Untuk tugas pelayanan yang demikian inilah suatu sistem informasi bagi pimpinan perlu diciptakan, dikembangkan dan dipelihara.
- Keputusan yang diambil selalu dipengaruhi oleh faktor-faktor ekologis yang mempunyai implikasi sosiologis, ekonomis, budaya, politis, finansial dan bahkan sering juga ideologis. Oleh karenanya, proses pengambilan keputusan seyogianya didasarkan kepada sistem yang multi fungsional dan interdisciplinary karena system yang demikianlah yang memperhitungkan faktor-faktor ekologis tersebut dengan cukup.
- Semakin langkanya sumber-sumber yang tersedia untuk digunakan guna mencapai tujuan yang telah ditentukan.
- Pendekatan dalam management science yang semakin bersifat matematis dan menggunakan data-data yang dapat dikuantifikasi.
Kelompok pimpinan dewasa ini sesungguhnya lebih beruntung
dibandingkan dengan rekan-rekan mereka di masa lalu karena sebagai akibat
daripada kemajuan yang sangat pesat dalam bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi, maka kini telah tersedia berbagai alat yang dapat digunakan oleh
pimpinan untuk mempermudah dan mempercepat pelaksanaan tugasnya selaku
pengambil keputusan.
TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN ETIKA MANAJEMEN
Tanggung jawab sosial adalah etika ideologi atau teori bahwa
sebuah entitas , baik itu sebuah organisasi atau individu , memiliki
kewajiban untuk bertindak untuk menguntungkan masyarakat luas. Tanggung jawab
sosial merupakan kewajiban setiap individu atau organisasi harus melakukan
sehingga dapat menjaga keseimbangan antara ekonomi dan ekosistem. Sebuah
trade-off selalu ada antara pembangunan ekonomi, dalam arti material, dan
kesejahteraan masyarakat dan lingkungan. Tanggung jawab sosial berarti
mempertahankan keseimbangan antara keduanya. Berkaitan tidak hanya untuk
organisasi bisnis tetapi juga untuk semua orang yang tindakan apapun dampak
lingkungan. [1] Tanggung jawab ini dapat menjadi pasif,
dengan menghindari terlibat dalam tindakan sosial yang berbahaya, atau aktif,
dengan melakukan kegiatan yang secara langsung memajukan tujuan sosial.
Bisnis dapat menggunakan pengambilan keputusan etis untuk mengamankan bisnis mereka dengan membuat keputusan yang memungkinkan untuk instansi pemerintah untuk meminimalkan keterlibatan mereka dengan perusahaan. (Kaliski, 2001) Sebagai contoh jika sebuah perusahaan dan mengikuti Amerika Serikat Environmental Protection Agency (EPA) pedoman untuk emisi pada polutan berbahaya dan bahkan pergi langkah tambahan untuk terlibat dalam masyarakat dan mengatasi kekhawatiran bahwa masyarakat mungkin memiliki , mereka akan lebih kecil kemungkinannya untuk memiliki EPA menyelidiki mereka untuk masalah lingkungan. [2] "Unsur penting dari pemikiran terkini tentang privasi, bagaimanapun, menekankan" pengaturan diri "daripada mekanisme pasar atau pemerintah untuk melindungi informasi pribadi" (Swire , 1997) Menurut beberapa ahli, aturan dan peraturan yang paling terbentuk akibat kemarahan publik, yang mengancam maksimalisasi keuntungan dan oleh karena itu kesejahteraan pemegang saham, dan bahwa jika tidak ada protes akan sering regulasi terbatas. [3]
Para kritikus berpendapat bahwa Tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) mengalihkan perhatian dari peran fundamental ekonomi usaha; lain berpendapat bahwa itu tidak lebih dari dangkal window-dressing; yang lain berpendapat bahwa itu adalah upaya untuk lebih dulu peran pemerintah sebagai pengawas di atas kuat Tricorp perusahaan meskipun tidak ada bukti sistematis untuk mendukung kritik ini. Sejumlah besar penelitian telah menunjukkan tidak ada pengaruh negatif pada hasil pemegang saham dari CSR melainkan sedikit negetive
Bisnis dapat menggunakan pengambilan keputusan etis untuk mengamankan bisnis mereka dengan membuat keputusan yang memungkinkan untuk instansi pemerintah untuk meminimalkan keterlibatan mereka dengan perusahaan. (Kaliski, 2001) Sebagai contoh jika sebuah perusahaan dan mengikuti Amerika Serikat Environmental Protection Agency (EPA) pedoman untuk emisi pada polutan berbahaya dan bahkan pergi langkah tambahan untuk terlibat dalam masyarakat dan mengatasi kekhawatiran bahwa masyarakat mungkin memiliki , mereka akan lebih kecil kemungkinannya untuk memiliki EPA menyelidiki mereka untuk masalah lingkungan. [2] "Unsur penting dari pemikiran terkini tentang privasi, bagaimanapun, menekankan" pengaturan diri "daripada mekanisme pasar atau pemerintah untuk melindungi informasi pribadi" (Swire , 1997) Menurut beberapa ahli, aturan dan peraturan yang paling terbentuk akibat kemarahan publik, yang mengancam maksimalisasi keuntungan dan oleh karena itu kesejahteraan pemegang saham, dan bahwa jika tidak ada protes akan sering regulasi terbatas. [3]
Para kritikus berpendapat bahwa Tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) mengalihkan perhatian dari peran fundamental ekonomi usaha; lain berpendapat bahwa itu tidak lebih dari dangkal window-dressing; yang lain berpendapat bahwa itu adalah upaya untuk lebih dulu peran pemerintah sebagai pengawas di atas kuat Tricorp perusahaan meskipun tidak ada bukti sistematis untuk mendukung kritik ini. Sejumlah besar penelitian telah menunjukkan tidak ada pengaruh negatif pada hasil pemegang saham dari CSR melainkan sedikit negetive
Pengertian Etika
(Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti watak
kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan
perkataan moral yang merupa¬kan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan
dalam bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup
seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghin-dari
hal-hal tindakan yang buruk.
Etika
merupakan cara berpikir mengenai perilaku manusia di bawah pangkal tolak pandangan baik dan buruk
atau benar dan salah dari norma-norma dan nilai-nilai, pertanggungjawaban dan pilihan. Dalam dunia
bisnis etika memiliki peranan yang sangat penting
ketika keuntungan bukan lagi menjadi satu-satunya tujuan organisasi. Bisnis
juga akanmenjadi lebih sukses jika mempunyai perhatian pada etika,
karena hal ini akan meningkatkan reputasi organisasi dan meningkatkan motivasi
karyawan serta dapat mengurangi berbagaikerugian akibat perilaku yang kurang
etis yang dilakukan oleh karyawan. Perilaku yang tidak etis seperti minum-minuman keras, penggunaan
obat-obatan terlarang di tempat kerja, penyalah-gunaan
email, tidak melaporkan pelanggaran karyawan lain kepada manajemen, serta berbagai pelanggaraan etika lainnya. Hal ini
dapat menjadi sesuatu yang serius mengingat perilaku yang tidak etis dapat
menjurus kearah tindakan kriminal serta perilaku lain yangmerugikan
perusahaan, baik finansial maupun non-finansial. Banyak sebab yang menjadikan perilaku yang tidak etis yang ditunjukkan
karyawan tersebut muncul. Hal ini terkait padaindividu karyawan saja,
tetapi juga menyangkut keseluruhan proses dalam organisasi. Dalamhal ini
manajemen sumber daya manusia mempunyai peran penting untuk menjamin bahwaorganisasi bertindak secara fair dan etis karyawan
, klien, serta stakeholder lainnya. Manajemensumber daya manusia memainkan peran penting dalam membantu organisasi
untuk meningkatkan nilai-nilai
etika organisasi. Manajemen merupakan pendorong organisasi dalamusaha melatih
karyawan agar mempunyai etika bisnis yang sesuai dengan organisasi, sehinggatindakan kurang etis dapat di cegah. Fungsi
manajemen sumber daya manusia adalahmelindungi organisasi dari tindakan
yang tidak etis dari karyawan. Manajemen sumber dayamanusia juga bertanggung jawab dalam usaha-usaha organisasi untuk
menangani etika perilaku, dapat mampu menjadi penggerak dalam
organisasi dalam menanggani isu-isu etika,serta
bertanggung jawab dalam pengembangan dan pelatihan mengenai pentingnya
peningkatanmoral karyawan.
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
Sistem informasi
manajemen (SIM) (bahasa Inggris: management information system,
MIS) adalah bagian dari pengendalian internal
suatu bisnis yang meliputi pemanfaatan manusia, dokumen, teknologi, dan prosedur oleh akuntansi manajemen
untuk memecahkan masalah bisnis seperti biaya
produk, layanan, atau suatu strategi bisnis. Sistem informasi manajemen
dibedakan dengan sistem informasi
biasa karena SIM digunakan untuk menganalisis sistem informasi lain yang
diterapkan pada aktivitas operasional organisasi. Secara akademis, istilah ini
umumnya digunakan untuk merujuk pada kelompok metode manajemen informasi yang
bertalian dengan otomasi atau dukungan terhadap pengambilan keputusan
manusia, misalnya sistem pendukung
keputusan, sistem pakar, dan sistem informasi eksekutif.